Selasa, 01 Februari 2011

kisah kecintaan ukkasyah terhadap Baginda Rasulullah saw

Kecintaan seseorang terhadap sesuatu akan menjadi pusat perhatian seluruhnya dalam nurani, Sehingga sama sekali tidak ada ruang bagi sesuatu yang lain itu untuk masuk kedalam hatinya. Artinya,ia akan selalu memandang obyek cintanya sebagai obsesi kemanapun ia menghadap dan mengarah. Barangkali
karena itulah salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Ukkasyah namanya, tiba-tiba bertindak "aneh", ingin mengqishash Rasululullah SAW disaat beliau menjelang wafat, sementara sahabat yang lain sedang dirundung kesedihan yang tiada tara. Siang itu,setelah mengimami shalat, Rasulullah SAW
dengan susah payah, lalu berkhutbah: "Wahai sekalian manusia! Aku adalah Nabi kalian,yang menasehati kalian untuk berbuat baik dan menjauhi segala kemungkaran. Aku adalah sahabat kalian. Barang siapa yang pernah aku sakiti dahulu,baik yang aku sengaja atau tidak,maka sebelum aku meninggalkan kalian, hendaklah ia mengambil qishash dariku".
Mendengar permintaan itu,suasana masjid seketika menjadi hening. Tak seorangpun sahabat berani mengangkat kepalanya. Terasa berat. Mereka semuadiliputi suasana haru campur sedih. Tiada senyum apalagi canda. Setelah tiga kali beliau SAW mengulang permintaannya,berdirilah Ukkasyah bin Mihshan RA,ia berkata,"Saya ya Rasulallah. Ketika
Perang Badar, unta yang Engkau tunggangi berjalan beriringan dengan untaku. Waktu itu Engkau melecutkan cambukmu dan mengenai perutku. aku tidak tahu, apakah Engkau sengaja atau tidak."
Rasulullah SAW menjawab, "Tidak ada maksudku kepadamu kecuali aku memang sengaja melakukannya." Beliau lantas menyuruh Bilal RA untuk mengambilkan cambuk Rasulullah SAW dirumah putrinya, Fathimah. Raut muka Ukkasyah yang menampakkan keseriusan, membuat para sahabat merasa kesal dan marah melihat kelancangannya. Seketika berdirilah Abu Bakar dan Umar RA. Disusul Ali dan terakhir Hasan dan Husein. Semua berkata, "Hai Ukkasyah! Kami tidak akan membiarkanmu menyakiti tubuh Rasulullah SAW yang mulia, sedikitpun. Jika kamu berkehendak, maka lakukanlah qishas kepada kami." Namun Rasulullah SAW memberikan isyarat agar mereka kembali ketempat masing2.Kepada Abu Bakar dan Umar RA, Rasulullah SAW menyela, "Duduklah kalian berdua! ALLAH telah mengetahui kedudukan kalian berdua yang mulia disisiNya."
Tak lama kemudian datanglah Bilal R memberikan cambuk kepada Rasulullah SAW, Dan beliau
langsung menyerahkannya kepada Ukkasyah RA. "Terimalah cambuk ini dan laksanakanlah keinginanmu!"
"Ya Rasulallah! Sewaktu Engkau mencambukku,aku sedang tidak mengenakan baju." Pinta Ukkasyah."Baiklah" kata Beliau SAW sambil melepaskan jubah yang menyelimuti tubuh beliau.
Seketika kaum muslimin yang hadir menjerit dan menangis. Jantung Ukkasyah RA berdegup kencang,tubuhnya bergetar hebat begitu melihat tubuh mulia nan putih milik kekasihnya berdiri dihadapannya.Ukkasyah segera melemparkan cambuk lantas melompat mendekap tubuh Rasulullah SAW dan mencium punggung beliau sepuas2nya. Selanjutnya dia berkata: "Tebusanmu rohku ya
Rasulallah. Siapakah yang sampai hati mengqishas engkau ya Rasulallah? Saya sengaja berbuat demikian karena saya tahu bahwa hari ini adalah pertemuan terakhir,karena sebentar lagi engkau akan meninggalkan kami. Kalaupun nanti aku masuk surga,tentu sulit bagiku untuk bertemu denganmu karena derajat kita yang jauh berbeda. Tetapi jika neraka tempatku,maka inilah kesempatan terakhir
bagiku menatap wajahmu.Oleh karena itu,sebelum kita berpisah,aku ingin kulitku yang hina ini bersentuhan langsung dengan kulitmu yang mulia. Supaya Allah SWT, dengan kehormatan
Paduka,dapat menjagaku dari sentuhan api neraka." Rasulullah SAW meneteskan air mata mendengar ucapan Ukkasyah RA ini lalu bersabda,"Ketahuilah wahai para sahabat,siapa yang ingin melihat penduduk surga,maka lihatlah kepada pribadi laki2 ini!"
Kemudian para sahabat berdiri beramai2 mencium Ukkasyah RA dan mengucapkan selamat,"Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah SAW disurga kelak."

Demikianlah ketulusan cinta seseorang yang merupakan buah dari keimanan yang bersih,berbuah keistimewaan, hingga dapat mengubah orang biasa menjadi luar biasa di sisi Allah dan RasulNya.
Lantas,bagaimana dengan kita? (Wallahu a'lam).

Tidak ada komentar: