Jumat, 11 Februari 2011

MEMBUKA PINTU SURGA

Tidak seperti biasanya,
hari itu Ali bin Abi Thalib
pulang lebih sore
menjelang asar. Fatimah
binti Rasulullah
menyambut kedatangan
suaminya yang sehari
suntuk mencari rezeki
dengan sukacita. Siapa
tahu Ali membawa uang
lebih banyak karena
kebutuhan di rumah
makin besar.
Sesudah melepas lelah,
Ali berkata kepada
Fatimah, "Maaf
sayangku, kali ini aku
tidak membawa uang
sepeser pun."
Fatimah menyahut sambil
tersenyum, "Memang
yang mengatur rezeki
tidak duduk di pasar,
bukan? Yang memiliki
kuasa itu adalah Allah
Ta'ala."
"Terima kasih," jawab Ali.
Matanya memberat
lantaran istrinya begitu
tawakal. Padahal
persediaan dapur sudah
ludes sama sekali. Toh
Fatimah tidak
menunjukkan sikap
kecewa atau bersedih.
Ali lalu berangkat ke
mesjid untuk
menjalankan shalat
jama'ah. Sepulang dari
sembahyang, di tengah
jalan ia dihentikan oleh
seorang tua, "Maaf, anak
muda, betulkah engkau
Ali anak Abu Thalib?"
Ali menjawab heran. "Ya,
betul. Ada apa,Tuan?".
Orang tua itu merogoh
kantungnya seraya
menjawab, "Dahulu
ayahmu pernah kusuruh
menyamak kulit. Aku
belum sempat membayar
ongkosnya, ayahmu sudah
meninggal dunia. Jadi,
terimalah uang ini sebab
engkaulah ahli warisnya."
Dengan gempita Ali
mengambil haknya dari
orang itu sebanyak 30
dinar.
Tentu saja Fatimah
sangat gembira
memperoleh rezeki yang
tidak disangka-sangka
ketika Ali menceritakan
kejadian itu. Dan ia
menyuruh
membelanjakannya
semua agar tidak pusing-
pusing lagi
merisaukannya keperluan
sehari-hari.
Ali pun bergegas
berangkat ke pasar.
Sebelum masuk
kedalam." Siapakah yang
mau menghutangkan
hartanya untuk Allah,
bersedekalah kepada
saya, seorang musafir
yang kehabisan bekal
kepada saya."
Tanpa pikir panjang-
lebar, Ali memberikan
seluruh uangnya kepada
orang itu.
Pada waktu ia pulang dan
Fatimah keheranan
melihat suaminya tidak
membawa apa-apa, Ali
menerangkan peristiwa
yang baru saja
dialaminya.
Fatimah, masih dengan
tersenyum, berkata,
"Keputusan Kanda adalah
yang juga akan saya
lakukan seandainya saya
yang mengalaminya;
Lebih baik kita
menghutangkan harta
kepada Allah daripada
bersifat bakhlil yang
dimurkai-Nya dan
menutup pintu surga buat
kita."

Tidak ada komentar: