Selasa, 08 Februari 2011

Rest n jok Bersama Kyai Kocak_ "Mati Aja Duluan”


"Pak kyai, apa santri kyai selalu percaya  tentang siksa kubur yang pak kyai sampaikan?", oceh anak jurusan akidah dan filsafat semester tiga.

"Loh, ya sampeyan tanya saja mereka, percaya atau tidak", kyai agak terusik ditanya begitu.

"Kalau saya sih, hampir tidak percaya sama sekali, kyai", tegas filosof muda itu.
"Oh ya itu hak sampeyan", kyai enggan meladeni

"Agama memang tak masuk akal", filosof muda itu makin berani.
"Memang, kalau agama bisa diakal-akalin, rusak itu agama", kyai mulai agak serius.

"Maksud saya tentang siksa kubur itu, kyai", filosof muda ngajak fokus soal siksa kubur.
"Memang. Siksa kubur tidak bisa dipahami logika. Hanya bisa dipahami dengan iman", kyai mulai memasang jerat.

"Ya, karena itu, tidak bisa dipastikan ada atau tidaknya siksa kubur", filosof muda makin tak terkendali.
"Kalau saya bisa memastikannya bahkan sangat yakin siksa kubur itu ada", kyai mulai ancang-ancang.

"Oh, kalau kyai bisa membuktikan secara logika bahwa siksa kubur itu ada, mungkin saya akan berubah pikiran mempercayainya", filosof muda tidak menyadari sudah mulai masuk perangkap.
"Sampeyan sungguh-sungguh?", kyai memasang umpan kedua.

"Saya sungguh-sungguh, kyai. Tapi mana mungkin kyai bisa membuktikan?", filosof muda mulai hilang kesadaran.
"Itu mudah sekali", kyai memasang jurus pamungkas.
"Seberapa mudah dan bagaimana caranya?", kena.
"Sampeyan mati aja duluan, nanti saat di dalam kubur sampeyan dipentung malaikat, SMS saya".



#@%$#@....
Abdul:
Depok, Januari 2011.

Tidak ada komentar: