Senin, 14 Februari 2011

KEUTAMAAN BERSEDEKAH DENGAN TANGAN SENDIRI

Rasulullah SAW bersabda,yang artinya:"Memberi sedekah kepada orang miskin dengan tangan sendiri akan menyelamatkan seseorang dari kematian dalam kehinaan".Sebagaimana berikut ini.
Dikeluarkan oleh At-Thabarani dan Al-Hasan bin Sufyan dari Muhammad bin Usman dari Bapaknya
katanya, “Harisah bin An-Nu’man telah kehilangan penglihatan matanya, beliaupun mengikat benang dari kain sajadahnya kebiliknya. Apabila orang-orang miskin peminta sedekah datang, beliau akan mengambil uang dari uncangnya dan dengan bantuan benang tersebut, beliau menuju ke arah pintu
itu untuk menyerahkan uang itu dengan tangannya sendiri. Melihat keadaan yang demikian, keluarganya pun berkata, ‘Biarlah kami melakukannya untuk untuk mu ’, Sebaliknya beliau
berkata: ‘ Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW telah bersabda, ”Memberi sedekah kepada orang miskin dengan tangan sendiri akan menyelamatkan seorang dari kematian di dalam kehinaan ”.
Sebagaimana dalam Al-Ishabah. Dikeluarkan oleh Abu Nu ’aim di dalam kitab Al-Ishabah dan Ibnu Mas ’ud dari Muhammad bin Usman dari Bapaknya. Dikeluarkan oleh Ibnu Asakirdari Amru Al- Laithi katanya, “Kami berada di sisi Wasilah bin Al-Ashqa ra. ketika seorang peminta sedekah datang. Amru r.a. pun mengambil sekeping roti dan meletakkan beberapa keping uang di atas roti tersebut lalu bangun untuk memberikannya kepada peminta sedekah itu. Akupun berkata, Ya Ashqa ’! adakah sesiapa
dikalangan ahli keluargamu yang dapat melakukannya untuk mu? Beliau menjawab, “Ya, akan tetapi barang siapa bangun untuk memberikan sesuatu kepada orang miskin, setiap langkahnya menuju kepada si miskin itu akan menghapuskan satu kejahatan. Apabila ia meletakkannya di atas telapak tangan si peminta sedekah lalu kembali duduk di tempatnya, setiap langkahnya akan menghapuskan sepuluh kejahatan”. Sebagaimana dalam Al-Kanz.

Dikeluarkan oleh Ibnu Sa ’ad daripada Nafi’ sesungguhnya Ibnu Umar r.anhuma telah mengumpulkan ahli keluarganya duduk menghadap sebuah mangkuk yang besar untuk menikmati minuman setiap
malam. Kadang-kadang beliau terdengar suara peminta sedekah di luar rumah meminta makanan, lalu
beliaupun bangun dan membawa bagiannya yang terdiri dari daging dan roti lalu memberikannya kepada peminta sedekah tersebut. Beliau tidak akan kembali duduk ke tempatnya sehinggalah makanan itu habis diambil peminta itu. Jika terdapat makanan yang berlebihan, beliau akan makan, jika tidak beliau akan berpuasa sepanjang harinya.


Semoga Bermanfa'at..

Manfaat Sholat Bagi Kesehatan



Assalamua'laikum Warahmatullah Wabarakatuh.


Shalat sebagai tiang agama adalah ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur (gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat masing-masing gerakan? Sudut pandang
ilmiah menjadikan shalat gudang obat bagi berbagai jenis penyakit!
Mari kita coba simak setiap gerakan dalam ibadah Solat berikut ini : 

TAKBIRATUL IHRAM
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. 

Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

RUKUK Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang\lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.


I'TIDAL
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua
tangan setinggi telinga.

Manfaat: Ftidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik. Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi
lebih lancar.

SUJUD
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.

Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak.
Posisi jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud dengan tumaâninah,
jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak.
Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.


DUDUK
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan
terletak pada posisi telapak kaki. 
Manfaat: Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus Ischiadius.
Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi
mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

SALAM
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.

Manfaat: Relaksasi ototsekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.

BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi mempercantik diri wanita luar & dalam.

PACU KECERDASAN 
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu sikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat setinggi-tingginya.
Mengapa? Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yamg memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.
Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard Universitry, AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.

PERINDAH POSTUR 
Gerakan-gerakan dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching).
Intinya untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan.
Sujud adalah latihan kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya. 

MUDAHKAN PERSALINAN
Masih dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut (rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ- ’organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
\
PERBAIKI KESUBURAN 
Setelah sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk, yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan
tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

AWET MUDA
Pada dasarnya, seluruh gerakan salat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar. Gerakan terakhir, yaitu salam dan menengok ke kiri dan kanan punya pengaruh besar padakekencangan. kulit wajah. Gerakan ini tak ubahnya relaksasi wajah dan leher. Yang tak kalah pentingnya, gerakan ini menghindarkan wanita dari serangan migrain dan sakit kepala lainnya.


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Minggu, 13 Februari 2011

kisah tentang kecinta'an siti Zulaiha kepada Nabi Yusuf 'alaihi salam

Di dalam kitab BADA-I'UZ
ZUHUR dan HADIQATUL
AWLIYA' di kisahkan,
tentang kecintaan siti
Zulaiha kepada Nabi
Yusuf 'alaihi salam



yang
mana berawal dari
kecintaan pada jasadiah
hingga ahirnya cinta
kepada ruhaniah.
karena didikan atau
bimbingan Nabi Yusuf
'Alaihi Salam kepada siti
Zulaiha.
Alkisah, setelah Nabi
Yusuf menjadi perdana
menteri di Mesir, pada
suatu masa Mesir di
landa kekeringan. Nabi
Yusuf pun sering
melakukan inspeksi ke
daerah-daerah untuk
melihat keadaan
rakyatnya. Dalam satu
kunjungan di sebuah
daerah yang miskin, tiba-
tiba Nabi Yusuf di
kejutkan oleh wanita tua
renta yang berkata;
"Maha suci Dzat yang
telah menjadikan seorang
hamba
sebagai penguasa karena
ketaatannya, dan
menjadikan seorang
penguasa menjadi hamba
karena kedurhakaannya"
Maka Nabi Yusuf pun
menghentikan
perjalanannya. Dan
ketika menolehnya, Nabi
Yusuf pun terkejut lalu
berkata:
"Engkaukah itu
Zulaiha..?" "Benar.."
jawab wanita itu. Lalu
Nabi Yusuf berkata:
"Di mana kecantikanmu
dan kekayaanmu yang
dulu itu..?"
Zulaiha menjawab:
"Semua telah sirna tampa
sisa"
Yusuf pun berkata lagi:
"Lalu
bagaimana perasaan
cintamu.."
Zulaiha menjawab;
"cintaku tetap, tak kan
pernah sirna dan tak kan
pernah berubah, karena
cintaku yang sangat
besar kepadamu" Zulaiha
segera pergi dan Yusuf
pun terdiam, lalu Nabi
Yusuf mengikuti Zulaiha
hingga sampai di
rumahnya, setelah
sampai Yusuf berkata lagi
pada Zulaiha;
"Apa yang sebenarnya
kamu inginkan, wahai
Zulaiha..?"
Zulaiha pun terdiam,
tidak berani
menjawabnya, karena
mengingat keadaanya
yang sekarang sudah tua
renta dan juga mengingat
kesalahannya dulu yang
di perbuatnya pada Nabi
Yusuf,yaitu memfitnahnya
sehingga
mengakibatkan Nabi
Yusuf bertahun-tahun di
dalam penjara.
Dalam keadaan terdiam
membisu,
tiba-tiba turunlah
malaikat Jibril pada Nabi
Yusuf Alaihi Salam atas
perintah Allah. dan
berkata padanya:
"Wahai Yusuf, Allah
memerintahkanmu agar
memperistri Zulaiha. Dan
Allah akan
mengembalikan
keadaanya,
kecantikannya bahkan
keperawanannya" Dan
dengan izin Allah jadilah
Zulaiha seakan-akan
terlahir kembali dalam
keadaan seperti dulu
kala, bahkan lebih cantik
dari pada kecantikan
yang dulu. Dan Yusuf pun
menikahinya, setelah
Zualaiha menjadi istri
Yusuf banyak hikmah
yang di dapat Zulaiha
dari Yusuf.
Diantaranya, Zulaiha
semakin dekat dan
mengenal Allah. apa bila
setiap kali Zulaiha
memuji Yusuf, Yusuf pun
mengalihkannya pada
nilai-nilai keluhuran, dari
cinta materi kepada cinta
abadi, dari cinta jasmani
pada cinta ruhani, dari
cinta duniawi pada cinta
ukhrawi.
"Wahai Yusuf, alangkah
indah
rambutmu" kata Zulaiha
memujinya.
"itu benda yang pertama
akan
lepas dari jasadku" jawab
Yusuf.
"Alangkah tampan
wajahmu" kata
Zulaiha.
"Wajahku akan semakin
pudar, berkeriput dan
buruk, tak ada artinya di
kemudian hari" jawab
Yusuf.
"Alangkah elok dan
gagah paras
tubuhmu" puji Zulaiha.
"itu hanya akan jadi
makanan atau sarang
cacing tanah setelah kita
mati" jawab Yusuf.
Inilah pelajaran hikmah
yang di
tanamkan Yusuf pada
Zulaiha dengan penuh
keluhuran dan kasih-
sayang cintanya kepada
Zulaiha,sehingga benar-
benar terpatri dalam
kalbu Zulaikha, yang
mana membuat Zulaiha
yang cinta bergelora, silih
berganti gelisah dan
rindu sebagai kodrat
alamiah kepada Yusuf
berganti menjadi cinta
mulia yang luhur dan
agung kepada Sang
Pencipta Yusuf yaitu
Allah, yang membuat jiwa
Zulaiha tenang dan tidak
menimbulkan kegelisahan
dan nafsu rendah
duniawi. sehingga benar-
benar tertanam dalam
kalbu Zulaiha, yang
membuat
Zulaiha menjadi
mukminat yang dekat
dan senantiasa taat
beribadah kepada Allah
Subhanahu Wata'ala dan
berketetapan hati untuk
menghabiskan sisa
umurnya untuk mengabdi
hanya kepada Allah.
sehingga membuatnya
terhanyut dan tenggelam
dalam samudra cintanya
Allah Robbul Alamin.
Sehingga cinta Zulaiha
kepada Allah mengubah
kepribadiannya, ia lebih
banyak mendekat
beribadah kepada Allah,
dan menjauhi kesenangan
dengan Yusuf. sebagai
mana yang ia katakan
kepada Yusuf;
"Dahulu aku sangat
mencintaimu, sampai-
sampai aku tergila-gila
padamu, tapi itu semua
karena dulu aku belum
mengenal Allah. tetapi
setelah aku mengenal
Allah dan mencintai-Nya,
maka sehingga rasa
cintaku kepada-Nya tak
menyisakan ruang lagi
untuk yang lainnya. dan
Aku tak ingin lagi
pengganti selain cinta
dari-Nya"
Hingga pada suatu
malam, datanglah
Malaikat Jibril
membawa kabar bahwa
Allah akan
menganugerahi dua
orang putra melalui
Zulaiha. Maka legalah
hati Yusuf dan Zulaiha
pun sangat gembira
mendengar
kabar tersebut. dan
Akhirnya, lahirlah dua
anak yang di beri nama
Ifratsim dan Maisya.
kemudian mereka
tumbuh sebagai orang-
orang yang luhur dan
mulia, yang menjadi suri
tauladan bagi rakyat
Mesir. Inilah kisah
keluhuran cinta
Zulaiha, cinta yang
merubah kehinaan
menjadi kemulian,
kecelakaan menjadi
keselamatan, cinta yang
merubah si budak nafsu
syahwat menjadi hamba
Allah yang taat, cinta
yang menerangi segala
kegelapan, cinta yang
menyelamatkan dari
jurang kehinaan, cinta
yang menuntun kepada
jalan kebahagian yang
kekal abadi tuk selama-
lamanya.
*ALLAHUMMAR-ZUQNI
KHUBBAKA WAKHUBBA
MAN AKHABBAKA
WAKHUBBA MA
YUQORRIBUNI ILA
KHUBBIKA WAJ'AL
KHUBBAKA
AKHABBAILAYYA
MINALMA-IL-BARIDI*
"Wahai
Allah,anugerahilah
hamba ini cinta-Mu dan
cinta orang yang
mencintai-Mu, serta cinta
yang bisa
mendekatkanku
kepada cinta-Mu. Dan
jadikanlah perasaan
cintaku kepada-Mu
melebihi cintaku kepada
air segar sekalipun"
aamin

Sabtu, 12 Februari 2011

Berziarah ke Makam Rasulullah

Saat melaksanakan
haji merupakan
kesempatan emas bagi
umat Islam untuk
melaksanakan ibadah
sebanyak-banyaknya.
Beribadah di Haramain
(Makkah dan
Madinah) mempunyai
keutaman yang lebih
dari tempat-tempat
lainnya. Maka para
jamaah haji
menyempatkan diri
berziarah ke makah
Rasulullah SAW.
Berziarah ke makam
Rasulullah SAW adalah
sunnah hukumnya.
Rasulullah SAW sendiri
bersabda:
ْﻦَﻣ ﻲِﻨَﺋﺎَﺟ ﺍًﺮِﺋﺍَﺯ ْﻢَﻟ
ُﻪُﻋْﺪَﺗ ٌﺔَﺟﺎَﺣ َّﻻِﺍ
ﻲِﺗَﺭﺎَﻳِﺯ َﻥﺎَﻛ ﺎًّﻘَﺣ
ﻰَﻠَﻋ ِﻪﻠﻟﺍ ﻰَﻟﺎَﻌَﺗ ْﻥﺃ
َﻥْﻮُﻛﺃ ﺎًﻌْﻴِﻔَﺷ َﻡْﻮَﻳ
ِﺔَﻣﺎَﻴِﻘْﻟﺍ
Siapa saja yang datang
kepadaku untuk
berziarah, dan
keperluannya hanya
utnuk beziarah
kepadaku maka Allh
SWT memberikan
jaminan agar aku
menjadi orang yang
memberi syafa ’at
(pertolongan)
kepadanya di hari
kiamat nanti. (HR
Darul Quthni)
ِApalagi ziarah itu
dilakukan pada saat
melakukan ibadah
haji. Dalam hadits lain
disebutkan:
ِﻦَﻋ ِﻦْﺑﺍ َﺮَﻤُﻋ َﻲِﺿَﺭ
ُﻪﻠﻟﺍ ﺎَﻤُﻬْﻨَﻋ َّﻥﺃ
َّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ﻰَّﻠَﺻ ُﻪﻠﻟﺍ
ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﻢَّﻠَﺳَﻭ َﻝﺎَﻗ
ْﻦَﻣ َّﺞَﺣ َﺭﺍَﺰَﻓ ﻱِﺮْﺒَﻗ
َﺪْﻌَﺑ ﻲِﺗْﻮَﻣ َﻥﺎَﻛ ْﻦَﻤَﻛ
ْﻲِﻧَﺭﺍَﺯ ﻲِﻓ ِﻪِﺗﺎَﻴَﺣ
Dari Ibn 'Umar RA.
Sesungguhnya
Rasulullah SAW
bersabda: “Siapa yang
melaksanakan ibadah
haji, lalu berziarah ke
makamku setelah aku
meninggal dunia,
maka ia seperti orang
yang berziarah
kepadaku ketika aku
masih hidup. ” (HR
Darul Quthni)
Atas dasar ini,
pengarang kitab
I'anatut Thalibin
menyatakan:
“Berziarah ke makam
Nabi Muhammad
merupakan salah satu
qurbah (ibadah) yang
paling mulia, karena
itu, sudah selayaknya
untuk diperhatikan
oleh seluruh umat
Islam. Dan hendaklah
waspada, jangan
sampai tidak berziarah
padahal dia telah
diberi kemampuan
oleh Allah SWT, lebih-
Iebih bagi mereka
yang telah
melaksanakan ibadah
haji. Karena hak Nabi
Muhammad SAW yang
harus diberikan oleh
umatnya sangat besar.
Bahkan jika salah
seorang di antara
mereka datang
dengan kepala
dijadikan kaki dari
ujung bumi yang
terjauh hanya untuk
berziarah ke
Rasullullah SAW maka
itu tidak akan cukup
untuk memenuhi hak
yang harus diterima
oleh Nabi SAW dari
umatnya. Mudah-
mudahan Allah SWT
membalas kebaikan
Rasullullah SAW
kepada kaum muslimin
dengan sebaik-baik
balasan. ” (I'anatut
Thalibin, juz II, hal 313)
Lalu, bagaimana
dengan kekhawatiran
Rasulullah SAW yang
melarang umat Islam
menjadikan makam
beliau sebagai tempat
berpesta, atau sebagai
berhala yang
disembah.. Yakni
dalam hadits
Rasulullah SAW:
ْﻦَﻋ ﻲِﺑﺃ َﺓَﺮْﻳَﺮُﻫ
َﻲِﺿَﺭ ُﻪﻠﻟﺍ ُﻪْﻨَﻋ َﻝﺎَﻗ
َﻝﺎَﻗ ُﻝْﻮُﺳَﺭ ِﻪﻠﻟﺍ
ﻰَّﻠَﺻ ُﻪﻠﻟﺍ ِﻪْﻴَﻠَﻋ
َﻢَّﻠَﺳَﻭ ﺍْﻭُﺬِﺨَّﺘَﺗَﻻ
ﻱِﺮْﺒَﻗ ﺍًﺪْﻴِﻋ ﻻَﻭ
ﺍﻮُﻠَﻌْﺠَﺗ ْﻢُﻜَﺗْﻮُﻴُﺑ
ﺍًﺭْﻮُﺒُﻗ ﺎَﻤُﺜْﻴَﺣَﻭ
ْﻢُﺘْﻨُﻛ ﺍْﻮُّﻠَﺼَﻓ َّﻲَﻠَﻋ
َّﻥِﺎَﻓ ْﻢُﻜَﺗﺎَﻠَﺻ
ﻲِﻨُﻐُﻠْﺒَﺗ
Dari Abu Hurairah RA.
Ia berkata, Rasulullah
SAW bersabda:
“ Janganlah kamu
jadikan kuburanku
sebagai tempat
perayaan, dan
janganlah kamu
jadikan rumahmu
sebagai kuburan.
Maka bacalah
shalawat kepadaku.
Karena shalawat yang
kamu baca akan
sampai kepadaku di
mana saja kamu
berada.” (Musnad
Ahmad bin Hanbal:
8449)
Menjawab
kekhawatiran Nabi
SAW ini, Sayyid
Muhammad bin ‘Alawi
Maliki al-Hasani
menukil dari beberapa
ulama, lalu
berkomentar:
“Sebagian ulama ada
yang memahami
bahwa yang dimaksud
(oleh hadits itu
adalah) larangan
untuk berbuat tidak
sopan ketika berziarah
ke makam Rasulullah
SAW. Yakni dengan
memainkan alat musik
atau permainan
lainnya, sebagaimana
yang biasa dilakukan
ketika ada perayaan.
(Yang seharusnya
dilakukan adalah)
umat Islam berziarah
ke makam Rasul hanya
untuk menyampaikan
salam kepada Rasul,
berdo ’a di sisinya,
mengharap berkah
melihat makam Rasul,
mendoakan serta
menjawab salam
Rasulullah SAW. (Itu
semua dilakukan)
dengan tetap menjaga
sopan santun yang
sesuai dengan maqam
kenabiannya yang
mulia. ” (Manhajus
Salaf fi Fahmin
Nushush bainan
Nazhariyyah wat-
Tathbiq, 103)
Maka, berziarah ke
makam Rasulullah
SAW tidak
bertentangan dengan
ajaran Islam. Bahkan
sangat dianjurkan
karena akan
mengingatkan kita
akan jasa dan
perjuangan Nabi
Muhammad SAW,
sekaligus menjadi
salah satu bukti
mengguratnya
kecintaan kita kepada
beliau.


Oleh KH Muhyiddin
Abdusshomad
Pengasuh Pondok
Pesantren Nuris,
Ketua PCNU Jember
Sumber : http://
www.nu.or.id/
page.php?
lang=id&menu=news_view&news_id=10830

Penulisan Lafazh Salam Dan Kekeliruannya

Pembaca kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah ta ’ala, ucapan salam adalah sunah yang diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi sebagian kaum muslimin salah dalam mengucapkannya, sebagian salah dalam menuliskan atau melafazhkan, sebagiannya lagi salah dalam mengucapkan salam dengan meringkasnya menjadi kata yang tidak lagi menjadi salam. Dalam bahasa arab, tulisan salam secara lengkap adalah seperti ini:

السلام عليكم وراحمة الله وبرا كاته

Pembacaannya adalah “ Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh ”, kalau mau terperinci panjang pendeknya di tulis “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh ”,

perhatikan panjang dan pendeknya … Makna kalimat salam tersebut di antaranya adalah, “Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah kepadamu. ”

Ucapan salam di atas adalah bentuk salam yang paling sempurna,
adapun bentuk pengucapan lain bisa dengan mengucapkan,

السلام عليكم وراحمة الله...

“Assalamu ‘alaikum warahmatullah”

Atau,

السلام عليكم...

“Assalamu ‘alaikum”

Dasarnya adalah hadits Nabi shallallahu ‘ alaihi wa sallam,

Artinya:

Dari Imran Ibn Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata, “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mengucapkan “ Assalamu ‘alaikum”.

Nabi menjawab salam itu, lalu orang itu duduk.
Nabi berkata, “ sepuluh (kebaikan)”.
Kemudian datang orang lain dan mengucapkan,

“ Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.

Nabi menjawabnya, lalu orang itu duduk dan Nabi berkata, “Dua puluh (kebaikan)”.
Kemudian datang orang lain lagi dan mengucapkan

“ Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wabarakatuh ”. Nabi membalas salamnya lalu dia duduk dan Nabi berkata, “Tiga puluh (kebaikan).” (HR. Abu Daud)

Membalas Salam Adapun bentuk membalas salam adalah berdasarkan firman Allah ta ’ala dalam surat an-Nisa,

Artinya:

“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). ” (QS. An
Nisa’: 86)

Dalam ayat ini Allah ta ’ala memerintahkan kita untuk membalas salam dengan yang lebih baik, sehingga kalau yang memberi salam mengucapkan,

السلام عليكم...

“Assalamu ‘alaikum”

Maka minimal kita jawab dengan mengucapkan,

ُوعليكم السلام...

“Wa ‘ alaikumusalam ”

Kalau kita in gin membalas dengan yang lebih lengkap dengan mengucapkan,

ا لسلام عليكم وراحمة الله...

“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullah” Atau,

السلام عليكم وراحمة الله و برا كاته

“Wa ‘alaikumus salam wa rahmatullahi wabarakatuh ”

Maka ini lebih baik. Jadi apabila yang memberi salam mengucapkan lafazh yang lengkap, maka sepantasnya kita untuk membalas dengan ucapan salam yang lengkap juga.

Perhatian!!

Kesalahan yang sering ditemui dalam pengucapan salam adalah penyingkatan salam dengan tulisan “ ass”, “ass.wr.wb”, “asw” atau yang lainnya, maka ucapan seperti ini bukanlah salam, hendaknya ketika menulis komentar, sms atau media lainnya kita tidak menuliskan seperti itu. Tulislah dengan lafazh yang benar seperti “assalamu ‘alaikum”, atau kalau memang tergesa-gesa tidak di tulis juga tidak apa-apa.

Semoga bermanfaat…

Jumat, 11 Februari 2011

MEMBUKA PINTU SURGA

Tidak seperti biasanya,
hari itu Ali bin Abi Thalib
pulang lebih sore
menjelang asar. Fatimah
binti Rasulullah
menyambut kedatangan
suaminya yang sehari
suntuk mencari rezeki
dengan sukacita. Siapa
tahu Ali membawa uang
lebih banyak karena
kebutuhan di rumah
makin besar.
Sesudah melepas lelah,
Ali berkata kepada
Fatimah, "Maaf
sayangku, kali ini aku
tidak membawa uang
sepeser pun."
Fatimah menyahut sambil
tersenyum, "Memang
yang mengatur rezeki
tidak duduk di pasar,
bukan? Yang memiliki
kuasa itu adalah Allah
Ta'ala."
"Terima kasih," jawab Ali.
Matanya memberat
lantaran istrinya begitu
tawakal. Padahal
persediaan dapur sudah
ludes sama sekali. Toh
Fatimah tidak
menunjukkan sikap
kecewa atau bersedih.
Ali lalu berangkat ke
mesjid untuk
menjalankan shalat
jama'ah. Sepulang dari
sembahyang, di tengah
jalan ia dihentikan oleh
seorang tua, "Maaf, anak
muda, betulkah engkau
Ali anak Abu Thalib?"
Ali menjawab heran. "Ya,
betul. Ada apa,Tuan?".
Orang tua itu merogoh
kantungnya seraya
menjawab, "Dahulu
ayahmu pernah kusuruh
menyamak kulit. Aku
belum sempat membayar
ongkosnya, ayahmu sudah
meninggal dunia. Jadi,
terimalah uang ini sebab
engkaulah ahli warisnya."
Dengan gempita Ali
mengambil haknya dari
orang itu sebanyak 30
dinar.
Tentu saja Fatimah
sangat gembira
memperoleh rezeki yang
tidak disangka-sangka
ketika Ali menceritakan
kejadian itu. Dan ia
menyuruh
membelanjakannya
semua agar tidak pusing-
pusing lagi
merisaukannya keperluan
sehari-hari.
Ali pun bergegas
berangkat ke pasar.
Sebelum masuk
kedalam." Siapakah yang
mau menghutangkan
hartanya untuk Allah,
bersedekalah kepada
saya, seorang musafir
yang kehabisan bekal
kepada saya."
Tanpa pikir panjang-
lebar, Ali memberikan
seluruh uangnya kepada
orang itu.
Pada waktu ia pulang dan
Fatimah keheranan
melihat suaminya tidak
membawa apa-apa, Ali
menerangkan peristiwa
yang baru saja
dialaminya.
Fatimah, masih dengan
tersenyum, berkata,
"Keputusan Kanda adalah
yang juga akan saya
lakukan seandainya saya
yang mengalaminya;
Lebih baik kita
menghutangkan harta
kepada Allah daripada
bersifat bakhlil yang
dimurkai-Nya dan
menutup pintu surga buat
kita."

Selasa, 08 Februari 2011

Rest n jok Bersama Kyai Kocak_ "Mati Aja Duluan”


"Pak kyai, apa santri kyai selalu percaya  tentang siksa kubur yang pak kyai sampaikan?", oceh anak jurusan akidah dan filsafat semester tiga.

"Loh, ya sampeyan tanya saja mereka, percaya atau tidak", kyai agak terusik ditanya begitu.

"Kalau saya sih, hampir tidak percaya sama sekali, kyai", tegas filosof muda itu.
"Oh ya itu hak sampeyan", kyai enggan meladeni

"Agama memang tak masuk akal", filosof muda itu makin berani.
"Memang, kalau agama bisa diakal-akalin, rusak itu agama", kyai mulai agak serius.

"Maksud saya tentang siksa kubur itu, kyai", filosof muda ngajak fokus soal siksa kubur.
"Memang. Siksa kubur tidak bisa dipahami logika. Hanya bisa dipahami dengan iman", kyai mulai memasang jerat.

"Ya, karena itu, tidak bisa dipastikan ada atau tidaknya siksa kubur", filosof muda makin tak terkendali.
"Kalau saya bisa memastikannya bahkan sangat yakin siksa kubur itu ada", kyai mulai ancang-ancang.

"Oh, kalau kyai bisa membuktikan secara logika bahwa siksa kubur itu ada, mungkin saya akan berubah pikiran mempercayainya", filosof muda tidak menyadari sudah mulai masuk perangkap.
"Sampeyan sungguh-sungguh?", kyai memasang umpan kedua.

"Saya sungguh-sungguh, kyai. Tapi mana mungkin kyai bisa membuktikan?", filosof muda mulai hilang kesadaran.
"Itu mudah sekali", kyai memasang jurus pamungkas.
"Seberapa mudah dan bagaimana caranya?", kena.
"Sampeyan mati aja duluan, nanti saat di dalam kubur sampeyan dipentung malaikat, SMS saya".



#@%$#@....
Abdul:
Depok, Januari 2011.

LEBIH BAIK MEMPERINGATI MAULID NABI SAW DARI PADA MEMPERINGATI HARI VALENTINE

Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius telah bergeser menjadi hari ?Jamuan Kasih Sayang? yang disebut sebagai ?Supercalis? seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal 15 Pebruari.
Sedangkan pada abad pertengahan di dalam bahasa Perancis-Normandia terdapat kata ?Galentine? yang berasal dari kata Galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada tanggal 14 Pebruari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah tersinkretisasi dengan peradaban Barat.
Valentine telah menjadi bentuk pesta hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa pergaulan bebas dan seks bebas.
Banyak para muda-mudi yang mengadakan pesta Valentine hanya karena ikut-ikutan supaya tidak dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul, orang yang ikut-ikutan pesta valentine seakanakan telah menyandang predikat sebagai orang yang modern dan maju, padahal dia tidak tahu apa-apa tentang sejarah Valentine dan Valentine itu sendiri, padahal Valentine sendiri bukanlah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Tentu saja Barat adalah yang paling diuntungkan dengan hiruk-pikuk pesta Valentine, karena di dalam pesta valentine orang didukung untuk hura-hura, mencari cinta sesaat dan instan, seks bebas, galmour yang semuanya itu mengarah ke peradaban Barat.
Ketika Al-Islah mengadakan survey via telepon terhadap beberapa masyarakat kota, ada seorang koresponden yang pernah berada di luar negeri memberikan pandangannya bahwa Valentine telah menjadi media Barat untuk memasarkan produknya, merebaknya Valentine di kalangan muda-mudi, menjadikan mereka ramah dan permisif terhadap produk-produk Barat, antara lain fashion, kafe, hotel, film, seks pranikah, dan lain sebagainya.
Namun kalau kita mau jeli dan teliti, Valentine memang bisa menjadikan seseorang merasa tidak ketinggalan zaman, gaul, fashionable dan segudang simbol peradaban Barat lainnya, salah satu faktor besarnya daya jual produk-produk Barat adalah terbangunnya opini tersebut dikalangan muda-mudi, contoh, orang ingin mengganti Hp-nya dengan HP baru hanya dengan satu alasan saja yaitu ?model baru lebih trendy atau fashionable yang lama telah ketinggalan jaman dan memalukan?, opini semacam itulah yang ingin dibangun barat melaui acara-acara Valentine.
Pandangan Islam
Dari uraian sejarah Valentine dan hubungannya dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan :
1. Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.
2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan ( dewi cinta).
3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.
4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.,
Dari keempat jatidiri Valentine tersebut, tidak satupun yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, alasannya :
Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen, bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan Kristen, Allah I telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen :
Bagimu agamamu, bagiku agamaku. QS. 109:1-6
Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.
Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim
Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.
Keempat, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengiktui Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain.
Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad
Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.
Itulah jatidiri Valentine dan kedudukannya terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya ikut acara Valentine,
atau karena
pernah diajak
temannya ikut acara
Valentine, atau
karena pernah melihat
propaganda Valentine
di majalah-majalah, tv,
film dan lain
sebagainya, terhadap
sikap para muda-mudi
yang mengikut saja
terhadap apa yang
tidak diketahuinya,
Allah SWT telah
memberikan
peringatan :
Dan janganlah kamu
megikuti apa yang
kamu tidak
mempunyai
pengetahuan
tentangnya. QS. 17:36
untuk menyerap ilmu
lainnya silahkan klik
link blog di bawah ini
http://
bumisantridesa.blogspot.com/2011/02/
lebih-baik-
memperingati-maulid-
nabi-saw.html

Memuliakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Ketika memasuki bulan Rabiul Awal, umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi SAW dengan berbagai cara, baik dengan cara yang sederhana maupun dengan cara yang cukup meriah. Pembacaan shalawat, barzanji dan pengajianpengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW menghiasi hari-hari bulan itu.
Sekitar lima abad yang lalu, pertanyaan seperti itu juga muncul. Dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi (849 H - 911 H) menjawab bahwa perayaan Maulid Nabi SAW boleh dilakukan. Sebagaimana dituturkan dalam Al-Hawi lil Fatawi:
"Ada sebuah pertanyaan tentang perayaan Maulid Nabi SAW pada bulan Rabiul Awwal, bagaimana hukumnya menurut syara'. Apakah terpuji ataukah tercela? Dan apakah orang yang melakukannya diberi pahala ataukah tidak? Beliau menjawab: Menurut saya bahwa asal perayaan Maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur'an dan kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan kehidupannya. Kemudian menghidangkan makanan yang dinikmnti bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid'ah al-hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka dta dan kegembiraan atas kelahiran Nnbi Muhammad SAW yang mulia". (Al-Hawi lil Fatawi, juz I, hal 251-252)
Jadi, sebetulnya hakikat perayaan Maulid Nabi SAW itu merupakan bentuk pengungkapan rasa senang dan syukur atas terutusnya Nabi Muhammad SAW ke dunia ini. Yang diwujudkan dengan cara mengumpulkan orang banyak. Lalu diisi dengan pengajian keimanan dan keislaman, mengkaji sejarah dan akhlaq Nabi SAW untuk diteladani. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT :

قُلْ بِفَضْلِ الله
ِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَخُوا

Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58)
Ayat ini, jelas-jelas menyuruh kita umat Islam untuk bergembira dengan adanya rahmat Allah SWT. Sementara Nabi Muhammad SAW adalah rahmat atau anugerah Tuhan kepada manusia yang tiadataranya. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ


Dan Kami tidak mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam. (QS. al-Anbiya',107)
Sesunggunya, perayaan maulid itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عَنْ أبِي قَتَادَةَ الأنْصَارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ اْلإثْنَيْنِ فَقَالَ فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ -صحيح مسلم


Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Senin. Maka beliau menjawab, "Pada hari itulah aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku". (HR Muslim)
Betapa Rasulullah SAW begitu memuliakan hari kelahirannya. Beliau bersyukur kepada Allah SWT pada hari tersebut atas karunia Tuhan yang telah menyebabkan keberadaannya. Rasa syukur itu beliau ungkapkan dengan bentuk puasa.
Paparan ini menyiratkan bahwa merayakan kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW termasuk sesuatu yang boleh dilakukan. Apalagi perayaan maulid itu isinya adalah bacaan shalawat, baik Barzanji atau Diba', sedekah dengan beraneka makanan, pengajian agama dan sebagainya, yang merupakan amalan-amalan yang memang dianjurkan oleh Syari' at Islam. Sayyid Muhammad' Alawi al-Maliki mengatakan:
"Pada pokoknya, berkumpul untuk mengadakan Maulid Nabi merupakan sesuatu yang sudah lumrah terjadi. Tapi hal itu termasuk kebiasaan yang baik yang mengandung banyak kegunaan dan manfaat yang (akhirnya) kembali kepada umat sendiri dengan beberapa keutamaan (di dalamnya). Sebab, kebiasaan seperti itu memang dianjurkan oleh syara' secara parsial (bagianbagiannya)"
"Sesungguhnya perkumpulan ini merupakan sarana yang baik untuk berdakwah. Sekaligus merupakan kesempatan emas yang seharusnya tidak boleh punah. Bahkan menjadi kewajiban para da'i dan ulama untuk mengingatkan umat kepada akhlaq, sopan santun, keadaan sehari-hari, sejarah, tata cara bergaul dan ibadah Nabi Muhammad SAW. Dan hendaknya mereka menasehati dan memberikan petunjuk untuk selalu melakukan kebaikan dan keberuntungan. Dan memperingatkan umat akan datangnya bala' (ujian), bid'ah, kejahatan dan berbagai fitnah". (Mafahim Yajib an Tushahhah, 224-226)
Hal ini diakui oleh Ibn Taimiyyah. Ibn Taimiyyah berkata, "Orang-orang yang melaksanakan perayaan Maulid Nabi SAWakan diberi pahala. Begitulah yang dilakukan oleh sebagian orang. Hal mana juga di temukan di kalangan Nasrani yang memperingati kelahiran Isa AS. Dalam Islam juga dilakukan oleh kaum muslimin sebagai rasa cinta dan penghormatan kepada Nabi SAW. Dan Allah SWT akan memberi pahala kepada mereka atas kecintaan mereka kepada Nabi mereka, bukan dosa atas bid'ah yang mereka lakukan". (Manhaj as-Salaf li Fahmin Nushush Bainan Nazhariyyah wat Tathbiq, 399)
Maka sudah sewajarnya kalau umat Islam merayakan Maulid Nabi SAW sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga karena isi perbuatan tersebut secara satu persatu, yakni membaca shalawat, mengkaji sejarah Nabi SAW, sedekah, dan lain sebagainya merupakan amalan yang memang dianjurkan dalam syari'at Islam.
KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam (Nuris), Rais Syuriyah PCNU Jember
dikutip dari situs PBNU

http://www.nu.or.id/
page.php?
lang=id&menu=news_view&news_id=16493

Senin, 07 Februari 2011

Mendoakan Non-Muslim Yang Sedang Sakit & Tiga Takdir Tuhan

Mendoakan Non- Muslim Yang Sedang Sakit

Tanya :
 Adakah manfaat bersedekah dan mendoakan non- Muslim yang sedang sakit?

Jawab :
Berdoa untuk kesembuhan non-Muslim, bahkan berusaha dengan sekuat tenaga menyembuhkannya adalah baik. Oleh karena itu, insya Allah, bersedekah dan berdoa untuk mereka ada manfaatnya.

(M. Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran) 

Tiga Takdir Tuhan

Tanya :
Benarkah jodoh, usia dan rezeki adalah\ takdir-takdir Tuhan?

Jawab :
Rezeki, jodoh dan usia adalah takdir Tuhan, itu benar demikian. Tetapi bukan hanya itu. Segala sesuatu
ada takdirnya. Allah yang Menciptakan segala sesuatu, lalu Dia menetapkan atasnya qadr atau ketetapan dengan sesempurna-sempurnanya (QS Al-Furqan[25]:2). Allah telah menetapkan bagi segala sesuatu ketetapan(QS Al- Thalaq[65]:3). Banyak sekali ayat Al Quran yang mengulang hakikat tersebut.
Walhasil, segala sesuatu termasuk manusia ada takdir yang ditetapkan Allah atasnya. Tidak ada sesuatu yang tanpa takdir termasuk terhadap manusia. Kata takdir terambil dari kata qaddara yang berasal dari akar kata qadara yang, antara lain, berarti mengukur, memberi kadar atau ukuran sehingga takdir adalah yang memberi kadar/ ukuran/batas-batas tertentu dalam diri, sifat dan kemampuan maksimal, bagi setiap makhluk-Nya. Namun demikian, manusia tetap diberi kemampuan memili yang mana di antara
ukuran-ukuran yang ditetapkan Tuhan itu yang dapat diambil.

(M. Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi Al-Quran)

pertanya'an khilafiyah kepada gus mus

Tanya: Bapak Mustofa Bisri, beberapa pertanyaan sederhana saya ini mungkin sudah 'usang', tetapi karena saya belum paham benar maka mohon dengan sangat Bapak sudi menjawabnya. Adapun persoalannya yaitu: Dalam shalat Subuh, saya tidak memakai doa qunut. Sedangkan di mesjid desa kami bila berjamaah Subuh selalu memakai qunut. 

Pertanyaannya: Bagaimana bila saya diminta sebagai imam di mesjid tersebut; apakah aya harus juga memakai doa qunut sebagaimana kebiasaan mereka, sementara kalau di rumah saya tidak melakukannya. Sebab saya khawatir bahwa doa yang saya ucapkan saat menjadi imam itu karena
mereka, bukan karena suara hati saya. Apakah itu dapat dikatakan saya tidak konsisten pada pendirian? Kemudian bagaimana hukumnya mengangkat tangan dalam doa qunut tersebut (baik bagi imam/ makmumnya)?
Bagaimana hukumnya membaca surah sesudah surah Al-Fatihah dalam shalat sunnah rawatib itu? Apakah shalat sunnah Tahajjud boleh dikerjakan berjamaah? 
Bila boleh apakah bacaannya juga dikeraskan?
 Apakah benar bila kita terlambat berangkat shalat Jum'at (datang sesudah khatib berdiri di atas mimbar) maka shalatnya tidak diterima. Apakah ada dalilnya?
Atas jawabannya saya mengucapkan terima kasih.

Yoyok Sky
Depok, Sleman, Yogya
==================



Jawab:
Wah, pertanyaan Anda banyak sekali dan kebanyakan menyangkut masalah khilafiyah, maka, maaf saya akan menjawabnya langsung saja. Qunut memang masalah khilafiya 'usang'. Dari dulu hingga sekarang --sungguh mengherankan-- tak bosan-bosannya orang mendebatkannya. Selalu saja muncul dari masing-masing pihak yang berbeda, orang yang berlagak bisa menghentikan perdebatan dengan hanya mengulang argumentasi pihaknya sendiri (karena mungkin hanya itu yang paling dikuasai) dan mengulang-ulang kecaman kepada pihak yang berbeda, tanpa menyadari bahwa pihak lain pun dapat berbuat seperti dia. Ini sungguh perbuatan yang hanya membuang-buang energi. Soal khilafiyah, perbedaan pemahaman dan pendapat adalah soal "kepala" bukan soal "rambut". Kalau soal rambut, yang tidak hitam bisa dicat hitam semua. Kalau soal isi kepala, Tuhan sendiri tidak menghendakinya sama kan?
Nah, Anda boleh qunut boleh tidak. Tapi terlepas dari kontroversi oal qunut itu sendiri, menurut saya dewasa ini sebaiknya Anda dan semua orang Islam melakukan qunut. Paling tidak pada waktu shalat Subuh. Dewasa ini menurut saya tidak boleh ada yang tidak melakukan qunut.
Dan Anda tak usah khawatir dianggap orang yang tidak konsisten. Kan Anda shalat karena Allah. Kalau Anda merasa tidak bisa, ya makmum sajalah. Jangan mau jadi imam. Adapun mau mengangkat tangan ketika berdoa qunut, silakan, tidak silakan. Ini juga soal khilafiyah Kedua-duanya ada hadisnya, kedua-
duanya punya argumentasi. Tidak membaca surah setelah Al-Fatihah tidak apa-apa, membaca surah lebih baik. Ada yang membolehkan ada yang tidak. Mereka yang membolehkan, ada yang mengatakan bacaannya dikeraskan ada yang tidak. (Baca misalnya, al-Fiqhu 'alaa- Madzaahib al-Arba'ah I/263)
Tidak benar. Asal masih mengikuti shalat imam Jum'at, salat orang yang Anda bilang terlambat datang itu diterima. Tapi memang kurang afdhol. (Baca kitab-kitab fikih bab Shalat Jum'at).
Wallaahu A'lam.

=====================================================================

Tanya:
Akhir-akhir ini sering terdengar anjuran untuk melakukan qunut nazilah. Terus terang saya belum
jelas benar mengenai soal qunut ini. Saya pernah bersembahyang Jum'at di suatu mesjid, setelah
rakaat kedua, imam mengangkat tangan dan membaca doa seperti pada shalat Subuh. Hanya ada tambahan doa-doa lain. Di lain waktu saya berjamaah sembahyang Lohor di suatu mushalla, imamnya juga berdoa tapi sehabis rukuk yang terakhir (keempat). Yang saya tanyakan: Apakah qunut nazilah ini dan bagaiman cara melakukannya yang benar? Apakah qunut nazilah tersbeut khusus untuk imam, makmum hanya mengamini? Bagaiman bila shalat sendirian? Apakah bedanya dengan qunut Subuh dan apa yang dibaca? Atas jawaban Pak Mus saya sampaikan terima kasih.



Zawawi
Pekalongan

====================


Jawab:
Di dalam bahasa Arab, qunut semula bisa berarti: tunduk; merendahkan diri kepada Allah; mengheningkan cipta; berdiri shalat. Kemudian digunakan untuk berdoa tertentu di dalam shalat.
Nabi Muhammad Saw. melakukan qunut dalam berbagai keadaan dan cara (seperti banyak diriwayatkan dalam hadits-hadits tentang qunut ini). Pernah Nabi berqunut pada setiap lima waktu, yaitu pada saat ada nazilah (musibah). Saat kaum muslimin mendapat musibah atau malapetakan, misalnya ada golongan muslimin yang teraniaya atau tertindas. Pernah pula Nabi qunut muthlaq, tanpa sebab khusus. Pendapat ulama pun berbeda-beda mengenai qunut dan muthlaq ini (seperti lazimnya, sesuai interpretasi dan pilihan menurut sandar kesahihan masing-masing terhadap hadis-hadis yang ada tentang itu).
Ada yang berpendapat qunut muthlaq hanya dilakukan pada waktu shalat Witir sebelum rukuk (Hanafi) atau sesudah rukuk (Hanbali). Ada pula yang berpendapat bahwa qunut itu hanya disunnahkan pada waktu shalat Subuh sebelum ruku kedua (Maliki). Ada pula yang berpendapat bahwa qunut itu dilakukan waktu shalat Subuh dan shalat Witir pertengahan terakhir bulan Ramadlan setelah rukuk terakhir (Syafi'i). Untuk lebih luasnya, silahkan membaca Ibanat al-Ahkaam I/428-433; al- Fiqhu 'alaa al- Madzhaahib al-Arba'ah I/336-340; dan Bidayat al- Mujtahid I/131-133).

Nah, sekaranga akan saya coba menjawab sesuai pertanyaan Anda.
Seperti sudah disinggung di atas, qunut nazilah adalah qunut yang dilakukan saat terjadi malapetaka yang menimpa kaum muslimin. Seperti dulu ketika Rasulullah Saw. atas permintaan Ri'l Dzukwan
dan 'Ushiyyah dari kabilah Sulaim, mengirim 70 orang Quraa (semacam guru ngaji) untuk mengajarkan soal agama kepada kaum mereka. Dan ternyata setelah samapi di suatu tempat yang bernama Bi'r al-
Ma'uunah orang-orang itu berkhianat dan membunuh ketujuh puluh orang Quraa tersebut.
Mendengar itu Rasulullah Saw. berdoa dalam shalat untuk kaum mustadh'afiin, orang- orang yang tertindas, di Mekkah. Jika Anda biasa melakukan qunut Subuh atau qunut Witir, maka melakukan qunut nazilah ya seperti itu. Menurut Imam Syafi'i, qunut nazilah disunnahkan pada setiap shalat lima waktu, setelah rukuk yang terakhir, baik oleh imam atau yang shalat sendirian (munfarid): bagi yang makmum tinggal mengamini doa imam. Jadi, qunut nazilah sama dengan qunut Subuh.
Bacaannya juga sama seperti doa yang datang dari Rasulullah Saw. dan populer itu: Hanya dalam qunut
nazilah dapat ditambahkan sesuai kepentingan yang berkaitan dengan musibah yang terjadi. Misalnya dalam malapetaka Bosnia yang baru lalu, atau tragedi di Ambon dan Aceh ini, kita bisa memohon kepada Allah agar penderitaan saudara-saudara kita di sana segera berakhir dan Allah mengutuk mereka yang lalim.

Wallaahu A'lam.

Minggu, 06 Februari 2011

kisah Al-Qamah yang akan di bakar

AL-QAMAH DIBAKAR oleh RASUL

Dengan tergopoh-gopoh, isteri Al-Qamah menghadap Rasulullah SAW mengabarkan suaminya sakit keras. Beberapa hari mengalami naza' tapi tak juga sembuh. "Aku sangat kasihan kepadanya ya Rasulullah," ratap perempuan itu. Mendengar pengaduan wanita itu Nabi SAW merasa iba di hati. Beliau lalu mengutus sahabat Bilal, Shuhaib dan Ammar untuk menjenguk keadaan Al-Qamah. Keadaan Al-Qamah memang sudah dalam keadaan koma. Sahabat Bilal lalu menuntunnya membacakan tahlil di telinganya, anehnya seakan-akan mulut Al-Qamah rapat terkunci. Berulang kali dicoba, mulut itu tidak mau membuka sedikitpun. Tiga sahabat itu lalu bergegas pulang melaporkan kepada Rasulullah SAW tentang keadaan Al-Qamah. "Sudah kau coba menalqin di telinganya?" tanya Nabi."Sudah Rasulullah, tetapi mulut itu tetap terbungkam rapat," jawabnya." Biarlah aku sendiri datang ke sana", kata Nabi. Begitu melihat keadaan Al-Qamah tergolek diranjangnya, Nabi bertanya kepada isteri Al-Qamah :"Masihkah kedua orang tuanya?" tanya Nabi. "Masih ya Rasulullah," tetapi tinggal ibunya yang sudah tua renta," jawab isterinya." Di mana dia sekarang?" "Di rumahnya, tetapi rumahnya jauh dari sini." Tanpa banyak bicara, Rasulullah SAW lalu mengajak sahabatnya menemui ibu Al-Qamah mengabarkan anaknya yang sakit parah. "Biarlah dia rasakan sendiri", ujar ibu Al-Qamah. "Tetapi dia sedang dalan keadaan sekarat, apakah ibu tidak merasa kasihan kepada anakmu ?" tanya Nabi. "Dia berbuat dosa kepadaku," jawabnya singkat.
"Ya, tetapi maafkanlah dia. Sudah sewajarnya ibu memaafkan dosa anaknya," bujuk Nabi. "Bagaimana aku harus memaafkan dia ya Rasulullah jika Al-Qamah selalu menyakiti hatiku sejak dia memiliki isteri," kata ibu itu. "Jika kau tidak mau memaafkannya, Al-Qamah tidak akan bisa mengucap kalimat syahadat, dan dia akan mati kafir," kata Rasulullah. "Biarlah dia ke neraka dengan dosanya," jawab ibu itu. Merasa bujukannya tidak berhasil meluluhkan hati ibu itu, Rasulullah lalu mencari kiat lain. Kepada sahabat Bilal Nabi berkata : "Hai bilal, kumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya," perintah Nabi. "Untuk apa kayu bakar itu Rasulullah," tanya Bilal keheranan."Akan kugunakan untuk membakar Al-Qamah, dari pada dia hidup tersiksa seperti itu, jika dibakar dia akan lebih cepat mati, dan itu lebih baik karena tak lama menanggung sakit", jawab Rasulullah. Mendengar perkataan Nabi itu, ibu Al-Qamah jadi tersentak. Hatinya luluh membayangkan jadinya jika anak lelaki di bakar hidup-hidup. Ia menghadap Rasulullah sambil meratap, "Wahai Rasulullah, jangan kau bakar anakku," ratapnya. Legalah kini hati Rasulullah karena bisa meluluhkan hati seorang ibu yang menaruh dendam kepada anak lelakinya. Beliau lalu mendatangi Al-Qamah dan menuntunya membaca talkin. Berbeda dengan sebelumnya, mulut Al-Qamah lantas bergerak membacakan kalimat dzikir membaca syahadat seperti yang dituntunkan Nabi. Jiwanya tenang karena dosanya telah diampuni ibu kandungnya. Al-Qamah kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan fasih mengucapkan kalimat syahadat. Ia meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Memang, surga adalah di bawah telapak kaki ibunda.

Jumat, 04 Februari 2011

Mengenang Akhlak Nabi Muhammad SAW bag.1

Setelah Nabi wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, menceritakan padaku akhlak Muhammad. Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.
Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, ceritakan padaku keindahan dunia ini!. Badui ini menjawab, bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini... Ali menjawab, Òengkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)
Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa Khumairah oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur ’an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur ’an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-QurÕan berjalan. Badui ini\tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan QurÕan. Aisyah akhirnya
menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu ’minun[23]: 1-11.

      Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.
Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, ah semua perilakunya indah. ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap
Tuhanku terlebih dahulu. Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah. Nabi Muhammad jugalah yang membikin khawatir hati
Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, mengapa engkau tidur di sini. Nabi Muhammmad menjawab, aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu. Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi mengingatkan, berhati- hatilah kamu terhadapisterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya. Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka. Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. 

       Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi. Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia. Nabi Muhammad juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit. Tentang Umar, Rasul pernah berkata, syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain. Dalam riwayat lain disebutkan, 
Nabi bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta ’wil) mimpimu itu?
Rasul menjawab ilmu pengetahuan. Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Ustman karena itu Utsman menikahi dua putri nabi, hingga Utsman dijuluki dzu an- Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali.
Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya. Barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik. Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang mrekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah...ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela.
Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi.

Selasa, 01 Februari 2011

kisah kecintaan ukkasyah terhadap Baginda Rasulullah saw

Kecintaan seseorang terhadap sesuatu akan menjadi pusat perhatian seluruhnya dalam nurani, Sehingga sama sekali tidak ada ruang bagi sesuatu yang lain itu untuk masuk kedalam hatinya. Artinya,ia akan selalu memandang obyek cintanya sebagai obsesi kemanapun ia menghadap dan mengarah. Barangkali
karena itulah salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Ukkasyah namanya, tiba-tiba bertindak "aneh", ingin mengqishash Rasululullah SAW disaat beliau menjelang wafat, sementara sahabat yang lain sedang dirundung kesedihan yang tiada tara. Siang itu,setelah mengimami shalat, Rasulullah SAW
dengan susah payah, lalu berkhutbah: "Wahai sekalian manusia! Aku adalah Nabi kalian,yang menasehati kalian untuk berbuat baik dan menjauhi segala kemungkaran. Aku adalah sahabat kalian. Barang siapa yang pernah aku sakiti dahulu,baik yang aku sengaja atau tidak,maka sebelum aku meninggalkan kalian, hendaklah ia mengambil qishash dariku".
Mendengar permintaan itu,suasana masjid seketika menjadi hening. Tak seorangpun sahabat berani mengangkat kepalanya. Terasa berat. Mereka semuadiliputi suasana haru campur sedih. Tiada senyum apalagi canda. Setelah tiga kali beliau SAW mengulang permintaannya,berdirilah Ukkasyah bin Mihshan RA,ia berkata,"Saya ya Rasulallah. Ketika
Perang Badar, unta yang Engkau tunggangi berjalan beriringan dengan untaku. Waktu itu Engkau melecutkan cambukmu dan mengenai perutku. aku tidak tahu, apakah Engkau sengaja atau tidak."
Rasulullah SAW menjawab, "Tidak ada maksudku kepadamu kecuali aku memang sengaja melakukannya." Beliau lantas menyuruh Bilal RA untuk mengambilkan cambuk Rasulullah SAW dirumah putrinya, Fathimah. Raut muka Ukkasyah yang menampakkan keseriusan, membuat para sahabat merasa kesal dan marah melihat kelancangannya. Seketika berdirilah Abu Bakar dan Umar RA. Disusul Ali dan terakhir Hasan dan Husein. Semua berkata, "Hai Ukkasyah! Kami tidak akan membiarkanmu menyakiti tubuh Rasulullah SAW yang mulia, sedikitpun. Jika kamu berkehendak, maka lakukanlah qishas kepada kami." Namun Rasulullah SAW memberikan isyarat agar mereka kembali ketempat masing2.Kepada Abu Bakar dan Umar RA, Rasulullah SAW menyela, "Duduklah kalian berdua! ALLAH telah mengetahui kedudukan kalian berdua yang mulia disisiNya."
Tak lama kemudian datanglah Bilal R memberikan cambuk kepada Rasulullah SAW, Dan beliau
langsung menyerahkannya kepada Ukkasyah RA. "Terimalah cambuk ini dan laksanakanlah keinginanmu!"
"Ya Rasulallah! Sewaktu Engkau mencambukku,aku sedang tidak mengenakan baju." Pinta Ukkasyah."Baiklah" kata Beliau SAW sambil melepaskan jubah yang menyelimuti tubuh beliau.
Seketika kaum muslimin yang hadir menjerit dan menangis. Jantung Ukkasyah RA berdegup kencang,tubuhnya bergetar hebat begitu melihat tubuh mulia nan putih milik kekasihnya berdiri dihadapannya.Ukkasyah segera melemparkan cambuk lantas melompat mendekap tubuh Rasulullah SAW dan mencium punggung beliau sepuas2nya. Selanjutnya dia berkata: "Tebusanmu rohku ya
Rasulallah. Siapakah yang sampai hati mengqishas engkau ya Rasulallah? Saya sengaja berbuat demikian karena saya tahu bahwa hari ini adalah pertemuan terakhir,karena sebentar lagi engkau akan meninggalkan kami. Kalaupun nanti aku masuk surga,tentu sulit bagiku untuk bertemu denganmu karena derajat kita yang jauh berbeda. Tetapi jika neraka tempatku,maka inilah kesempatan terakhir
bagiku menatap wajahmu.Oleh karena itu,sebelum kita berpisah,aku ingin kulitku yang hina ini bersentuhan langsung dengan kulitmu yang mulia. Supaya Allah SWT, dengan kehormatan
Paduka,dapat menjagaku dari sentuhan api neraka." Rasulullah SAW meneteskan air mata mendengar ucapan Ukkasyah RA ini lalu bersabda,"Ketahuilah wahai para sahabat,siapa yang ingin melihat penduduk surga,maka lihatlah kepada pribadi laki2 ini!"
Kemudian para sahabat berdiri beramai2 mencium Ukkasyah RA dan mengucapkan selamat,"Berbahagialah engkau yang telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi teman Rasulullah SAW disurga kelak."

Demikianlah ketulusan cinta seseorang yang merupakan buah dari keimanan yang bersih,berbuah keistimewaan, hingga dapat mengubah orang biasa menjadi luar biasa di sisi Allah dan RasulNya.
Lantas,bagaimana dengan kita? (Wallahu a'lam).

beberapa cara mendekatkan diri kepada Allah

Berikut adalah beberapa obat bagi orang yang dimabuk cinta namun belum sanggup untuk
menikah.

Pertama: Berusaha ikhlas dalamberibadah. Jika seseorang benar-benar ikhlas menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “ Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”[10] 

Kedua: Banyak memohon pada Allah Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdo ’a, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do ’anya. Termasuk di antaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-ngoyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Ingatlah, Allah Ta ’ala berfirman,


َلاَقَو ُمُكُّبَر
يِنوُعْدا ْبِجَتْسَأ
ْمُكَل

“Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. ” (QS. Al Mu’min: 60)


Ketiga: Rajin memenej pandangan Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengansepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Lihatlah surat An Nur ayat 30 yang telah kami sebutkan sebelumnya. Mujahid mengatakan,“ Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah akan menumbuhkan rasa cinta pada Allah. ”[11]


Keempat: Lebih giat menyibukkan diri Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Ibnul Qayyim pernah menyebutkan nasehat seorang sufi yang
ditujukan pada Imam Asy Syafi ’i. Ia berkata, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil). ”[12]


Kelima: Menjauhi musik dan film percintaan Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati. Sehingga sempat diungkapkan oleh beberapa ulama nyanyian adalah mantera-mantera zina.
Ibnu Mas’ud mengatakan, “ Nyanyian dapat menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air dapat menumbuhkan sayuran. ” Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Nyanyian adalah mantera-mantera zina. ” Adh Dhohak mengatakan, “ Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah. ”[13]

COBALAH...........NISCAYA ALLAH AKAN MENGANGKAT KITA KE DERAJAT YANG LEBIH
SEMPURNA 

NB; NOTHING IS ETERNAL IN T'WORLD or G'ADA CINTA YG ABADI D'DUNIA INI!! SEMOGA CINTA KITA HANYA UNTUK SANG KHALIQ ALLAH AZZA WAJALLA & TIDAK MELEBIHI CINTA TERHADAP MAKHLUKNYA.

Senin, 31 Januari 2011

Dzikir Berjamaah sejak Zaman Rosul SAW By: Ustadz M. Arifin Ilham


Sekte wahabi muncul pada abad 14 hijriah, mereka ini merupakan penyakit dalam tubuh kaum muslimin yang telah menyerang hampir seluruh Negara muslimin dimuka bumi.
Mereka ini selalu mengada-adakan dan mempermasalahkan hal-hal yang tidak pernah dipermasalahkan oleh Ulama Besar, Para Imam, para Tabi’in, para
L sahabat, bahkan Rasul saw. hal ini para ulama tidak mengkategorikan bahwa Ibn Abdul wahhab sebagai Imam Madzhab (dalam arti Mujtahid), karena seorang Imam Madzhab adalah orang yang suci dari mencaci maki muslimin, apalagi menganggap musyrik pada ahli syahadat, atau menganggap perbuatan sahabat rasul
radhiyallahu’anhum adalah Bid’ah munkarah.
Imam madzhab adalah pewaris Rasul saw, orang yang berjiwa arif dan lidahnya selalu basah berdzikir kepada Allah, mendo'akan yang sesat,
mendo'akan hidayah bagi orang kafir, demikian pulalah Lidah Rasul saw.
Dzikir berjamaah sejak zaman Rasul saw, sahabat, tabi ’in tak pernah dipermasalahkan, bahkan merupakan sunnah rasul saw, dan pula secara akal sehat, semua orang mukmin akan asyik berdzikir, dan hanya syaitan yang benci akan hangus terbakar dan tak tahan mendengar suara dzikir. kita bisa bandingkan
mereka ini dari kelompok mukmin, atau kelompok syaitan yang sesat..,
dengan cara mereka yang memprotes dzikir jamaah, telinga mereka panas, dan ingin segera kabur bila mendengar jamaah berdzikir.
1). para sahabat berdoa bersama Rasul saw dengan melantunkan syair (Qasidah/Nasyidah) di saat menggali khandaq (parit) Rasul saw dan sahabat-sahabat radhiyallhu ‘anhum bersenandung bersama sama dengan ucapan : “ HAAMIIIM LAA YUNSHARUUN..”. (Kitab Sirah Ibn Hisyam Bab Ghazwat Khandaq). Perlu diketahui bahwa sirah Ibn Hisyam adalah buku sejarah yg pertama ada dari seluruh buku sejarah, yaitu buku sejarah tertua. Karena ia adalah Tabi ’in.
2). saat membangun Masjidirrasul saw : mereka bersemangat sambil bersenandung : “Laa ‘Iesy illa ‘Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhaajirah ” setelah mendengar ini maka Rasul saw pun segera mengikuti ucapan mereka seraya bersenandung dengan semangat : “ Laa ‘Iesy illa ‘Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhajirah.. ” (Sirah Ibn Hisyam Bab Hijraturrasul saw-bina ’ masjidissyarif hal 116)
3). ucapan ini pun merupakan do'a Rasul saw demikian diriwayatkan dalam shahihain.
4). Firman Allah swt : “ SABARKANLAH DIRIMU BERSAMA KELOMPOK ORANG ORANG YG BERDOA PADA TUHAN MEREKA SIANG DAN MALAM SEMATA MATA MENGINGINKAN KERIDHOAN NYA, DAN JANGANLAH KAU JAUHKAN PANDANGANMU (dari mereka), UNTUK MENGINGINKAN KEDUNIAWIAN. ” (QSAlkahfi 28)
Ayat ini turun ketika Salman Alfarisi ra berdzikir bersama para sahabat, maka Allah ta'ala memerintahkan Rasul saw dan seluruh ummatnya duduk untuk menghormati orang-orang yang berdzikir.
Mereka (sekte wahabi) mengatakan bahwa ini tidak teriwayatkan bentuk dan tata cara dzikirnya, ah..ah … ah…. Dzikir ya sudah jelas dzikir.., menyebut nama Allah, mengingat Allah swt, adakah lagi ingin dicari pemahaman lain?
5). Sahabat Rasul radhiyallahu ’anhum mengadakan shalat tarawih berjamaah, dan Rasul saw justru malah menghindarinya, mestinya merekapun shalat tarawih sendiri sendiri, kalau toh Rasul saw melakukannya lalu menghindarinya, lalu mengapa Generasi Pertama yang terang benderang dengan keluhuran ini justru mengadakannya dengan berjamaah….
Sebab mereka merasakan ada kelebihan dalam berjamaah, yaitu syiar, mereka masih butuh syiar dibesarkan, apalagi kita dimasa ini ….
maka kalau ada pertanyaan : “ siapakah yang pertama kali mengajarkan Bid’ah hasanah?, maka kita dengan mudah menjawab, yang pertama kali mengajarkannya adalah para Sahabat Rasul saw, karena saat itu Umar ra setelah bersepakat dengan seluruh sahabat untuk jama'ah tarawih, lalu Umar ra berkata : “WA NI’MAL BID’AH HADZIH..”. (inilah Bid’ah yang terindah).
Siapa lebih tahu makna menghindari bid ’ah? Umar bin Khattab ra, makhluk nomer dua paling mulia di ummat ini bersama seluruh sahabat radhiyallahu ’anhum. atau madzhab sempalan abad ke 20 ini.
6). Lalu para tabi’in sahabat, maka mereka menggelari setiap menyebut nama sahabat dengan ucapan Radhiyalahu’anhu/ha/hum. Inipun tak pernah diajarkan oleh Rasul saw, tak pula pernah diajarkan oleh sahabat, walaupun itu berdalilkan beberapa ayat didalam alqur ’an bahwa bagi mereka itu keridhoan Allah ta ala, namun tak pernah ada perintah dari Rasul saw untuk menggelari setiap nama sahabat beliau dengan ucapan radhiyallahu ’anhu/ha/hum.
Inipun Bid’ah hasanah, kita mengikuti Tabi’in mengucapkannya karena cinta kita pada Sahabat.
7). Khalifah Umar bin Abdul Aziz menambahkan lagi dengan menyebut-nyebut nama para Khulafa ’urrasyidin dalam khotbah kedua pada khutbah jumat, Ied dll..,
inipun bid ’ah, tak pernah diperbuat oleh para Tabi ’in, Sahabat, bahkan Rasul saw, namun diada-adakan karena telah banyak kaum mu ’tazilah yang mencaci sahabat dan melaknat para Khulafa ’urrasyidin, maka hal ini mustahab saja, (baik dilakukan), tak ada pula yang benci dengan hal ini kecuali syaitan dan para tentaranya.
Lalu kategori Bid’ah ini pun muncul entah darimana? membawa hadits :
“ Semua Bid’ah adalah sesat dan semua sesat adalah di neraka ”.
Menimpakan hadits ini pada kelompok sahabat.
Adakah seorang muslim mengatakan orang yang memanggil nama Allah Yang Maha Tunggal, menyebut nama Allah ta'ala dengan takdhim, berdo'a dan bermunajat, mereka ini sesat dan di neraka?
Orang yang berpendapat ini berarti ia telah mengatakan seluruh nama nama di atas adalah penduduk neraka termasuk
Umar bin Khattab ra dan seluruh sahabat , dan seluruh tabi’in, dan seluruh ulama ahlussunnah waljama ’ah termasuk Sayyidina Muhammad saw, yang juga diperintah Allah untuk duduk bersama kelompok orang yang berdoa, dan beliau lah saw yang mengajarkan do'a bersama sama.
Kita di Majelis-Majelis menjaharkan lafadz doa dan munajat untuk menyaingi panggung panggung maksiat yang setiap malam menggelegar dengan dahsyatnya menghancurkan telinga, berpuluh ribu pemuda dan remaja MEMUJA manusia manusia pendosa dan mengelu elukan nama mereka.. Salahkah bila ada sekelompok pemuda mengelu-elukan nama Allah Yang Maha Tunggal?
Menggemakan nama Allah?
Apakah Nama Allah sudah tak boleh dikumandangkan lagi dimuka bumi?!!!
Seribu dalil mereka cari agar Nama Allah ta'ala tak lagi dikumandangkan…. Cukup berbisik-bisik …! Sama dengan komunis yang melarang meneriakkan nama Allah ta'ala, dan melarang kumpulan dzikir …. Adakah kita masih bisa menganggap kelompok wahabi ini adalah ahlussunnah ….?!!
Kita Ahlussunnah waljama ’ah berdoa, berdzikir, dengan sirran wa jahran, di dalam hati, dalam kesendirian, dan bersama sama.

Sebagaimana Hadist Qudsiy Allah swt berfirman :
 “BILA IA (HAMBAKU) MENYEBUT NAMAKU DALAM DIRINYA, MAKA AKU MENGINGATNYA DALAM DIRIKU, BILA MEREKA MENYEBUT NAMAKAU DALAM KELOMPOK BESAR, MAKA AKU PUN MENYEBUT (membanggakan) NAMA MEREKA DALAM KELOMPOK YANG LEBIH BESAR DAN LEBIH MULIA ”. (HR Bukhari Muslim).

Saran saya, kita doakan saja madzhab sempalan abad ke 20 ini, agar mereka diberi hidayah dan kembali kepada kebenaran.
Wahai Allah ta'ala, telah terkotori permukaan Bumi-Mu dengan sanubari sanubari yang disesatkan syaitan, maka hujankanlah hidayah-Mu pada mereka agar mereka mau kembali pada kebenaran, beridolakan sang Nabi saw, beridolakan Muhajirin dan Anshar, berakhlak dengan akhlak mereka, sopan dan rendah hati sebagaimana mereka.
Demi Kemulia'an Ramadhan, Demi Kemuliaan Shiyaam walqiyaam, Demi Kemulia'an Nuzululqur ’an, danDemi Kemuliaan Muhammad Rasulullah saw,
amiin.